لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab, 33:21)

Thursday 29 December 2011

Mari Bertukar

Pergh… gempak giler… [Tukar kepada] Subhanallah…

OMG (oh my god)…[Tukar kepada] Ya Allah…

Terbaek….[Tukar kepada] Alhamdulillah…

Ok… orait…[Tukar kepada] Insya-Allah…

Cilakak…..[Tukar kepada] Masya-Allah…

Ellemak… lupa lak…[Tukar kepada] Allahumassolli’ala Muhammad…

Arghhhh… pening…[Tukar kepada] Astaghfirullah…

Eeee… terunya…[Tukar kepada] Na’uzubillah…

Opocot….[Tukar kepada] Allahu akbar…

Hek eleh…[Tukar kepada] La ilaha illallah…

Sahabat

sahabat,
aku bukanlah insan terbaik
sebagai sahabatmu,

aku juga,
bukan insan teristimewa dalam hidupmu,
hadirku tika sesuatu,
hilangku tika tugas memburu,

aku,
tidak mampu menjadi mereka yang terbaik buatmu,
aku lemah untuk itu,

aku juga tidak akan menjadi si dia yang teristimewa,
aku tidak akan menjadi si dia yang hebat untukmu,
aku hanya mampu menjadi aku,

yang cuba menjadi sahabat setiap waktu,
yang menyumbang bahu tika engkau tersedu,
yang memberi padu ketika engkau lesu,

tetapi,
adakalanya aku juga menjadi layu,
tersalah kata malah laku,
kerna aku tidak sehebat sahabatmu di situ

dan yang pasti
aku tahu tentang itu,

maafi aku,
duhai sahabatku.


Aku Hairan

Aku hairan
Kenapa Ilahi pada bibirnya
Lelaki pada hatinya..

Aku hairan
Cinta setianya tetap dihati
Walau lelaki berjalan pergi..

Aku hairan
Cinta Ilahi sudah pasti
Sekejap di hati sekejap di kaki..

Aku hairan
Ayat lelaki hadam terhafal
Ayat Ilahi tidak kau kenal..

Aku hairan
Yang benar sudah kau tahu
Yang salah masih kau buru..

Saturday 24 December 2011

Hanya ALLAH

Cukuplah Hanya ALLAH...
Kita tidak akan pernah mampu melawan setiap bencana,
Kita tidak akan pernah mampu menaklukkan setiap derita...
Mencegah semua malapetaka...
Hanya dengan kekuatan kita sendiri.
Kerana kita adalah makhluk yang sangat lemah...

"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, Maka mereka kembali dengan nikmat dan kurnia (yang besar dari) Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keredhaan Allah, Dan, Allah mempunyai kurnia yang besar." (Surah Ali-Imraan: 173-174)

Friday 23 December 2011

Ubati Sihir

Ada bermacam-macam cara untuk mengubati masalah sihir, bergantung pada tahap kekuatan/ jenis sihir. Kalau khuatir ada sihir, boleh cuba dengan cara ni:-

1. Sediakan garam 3 bungkus
2. Bacakan pada garam tersebut "MAZJALIN BAZJALIN" sebanyak 66x
(dua patah perkataan tu diambil dari Asma Birhatiyah)
3. Masukkan garam tersebut dalam baldi/besen
4. Gunakan untuk mandi selama 7 hari berturut-turut setiap hari sekali. InsyaAllah sembuh.

Kalau boleh,tambahkan lagi amalan wirid ini setiap sesudah solat Subuh dan Asar dengan istiqomah (terus-menerus):
“LA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LA SYARIKALAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WAHUWA ALA KULLI SYAI’IN QODIR” (100 kali)

InsyaAllah, Dengan menjalankan amalan tersebut di atas, semua kekuatan gaib yang dilancarkan akan menjadi tawar dengan seizin Allah SWT. 

Thursday 22 December 2011

Hati yang Menangis

Menangislah yang ingin menangis.
Pergilah yang ingin pergi.
Karena da’wah dan jihad akan tetap berputar hingga hari akhir.
Hanya saja, apa engkau mau menjadi yang tergantikan?

Jika para Nabi dan Rasul saja sudah lazim untuk ditinggalkan atau bahkan dikhianati para prajuritnya sendiri, maka apalah lagi kita yang manusia biasa ini? 

Sebagai pemimpin, kita bisa saja ditinggal lari para prajuritnya. Persis seperti Nabi Musa yang pada saat diperintahkan berjihad, kaumnya menjawab, “Pergilah engkau bersama Tuhanmu.”...“pengkhianatan” ini memang lumrah. Karenanya, Allah kemudian menguatkan para Amiir ad da’wah wa al jihad dengan firman-Nya, “Fa’fu ‘anhum washfah...” Maafkanlah mereka dan biarkanlah. Dan the show must go on! Karena amalan kita bukanlah untuk prajurit kita. Amalan kita juga bukan untuk dalam rangka meraih puncak eksistensi duniawi. Amalan kita hanyalah agar semata-mata Allah melihatnya lalu membalasnya dengan jutaan kebaikan di dunia dan di Surga.... 

Semoga coretan ini dapat menjadi penyegar para pejuang yang seringkali “dikhianati” prajuritnya. Amalan mereka telah Allah catat, dan amalan kita pun telah Allah catat. Jika dalam ber-dien saja Allah tidak memaksa, maka apalagi dalam da’wah, jihad, atau harakah. Yang penting jangan kita yang menjadi penyebab perpecahannya. Yang penting kita tetap berada di atas manhaj rabbani. Pijakan kita tetaplah al-Quran dan as-Sunnah. Dan tujuan kita pun tetap terpancang: TAWHIDULLAH............Maka, pilihannya ada pada diri kita: MENGGANTIKAN atau TERGANTIKAN.......Allahuakhbar!!!!

Tuesday 20 December 2011

BELAJAR-LAH MENERIMA TAKDIR

Belajarlah menerima takdir yang menimpa diri kita…
Terkadang kita sulit menerima takdir yang menimpa diri kita, apalagi jika takdir itu berupa kesulitan atau kegagalan… sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi pada diri kita… sesuatu yang menurut pemahaman kita tidak baik buat kita. Pada saat itu, seringnya kita lupa…Allah Sang Pencipta takdir… Sang Pencipta kita… PASTI lebih tahu apa yang terbaik buat ciptaanNya. Kita lupa, Allah SWT telah berjanji …tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya…Laa yukalifuLLahu nafsan illa wus’aha….

Belajarlah menerima takdir yang menimpa diri kita…
Ketika seseorang menerima takdir yang menimpa dirinya… menerima ketentuan Allah atas dirinya…ridho kepada qodho dan qodar Allah… ia akan ikhlas dan rela menerima apapun yang diputuskan Allah kepada dirinya tanpa syarat, dan menganggapnya sebagai sesuatu kebaikan atau cobaan yang perlu dihadapinya. Ridho merupakan buah dari cinta seorang mukmin kepada Allah. Seseorang yang mencintai seseorang akan menerima semua keinginan dan tuntutan dari yang dicintainya. Keinginan dan tuntutan Allah terdapat dalam Al Qur’an.

Kehendak Allah kepada kita merupakan kejadian yang telah berlangsung, tidak dapat dihindarkan, dan tidak diketahui sebelumnya. Semua kebaikan dan keburukan dari apa yang menimpa kita, semua dari sisi Allah.Tak ada seorangpun yang dapat menghindari dari rahmatNya dan kecelakaan yang ditimpakanNya kepada seseorang.

Setelah penciptaan fisik seorang manusia dalam rahim ibunya selama 120 hari, Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan menyampaikan 4 perkara: rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan akan menjadi sengsara atau bahagia.Rasulullah mengingatkan bahwa amal perbuatan seseorang selama hidupnya tidak menjamin keadaannya di akhir hidupnya. Semua tergantung pada kehendak Allah. Ada seseorang yang selama hidupnya senantiasa beramal baik dengan amalan penghuni surga, hingga jaraknya tinggal sehasta, namun takdir Allah mendahuluinya, lalu ia melakukan amalan penghuni neraka, hingga masuklah ia ke dalam neraka. Sebaliknya ada seseorang yang selama hidupnya senantiasa beramal dengan amalan neraka, hingga jaraknya tinggal sehasta, namun takdir Allah mendahuluinya, lalu ia melakukan amalan penghuni surga, hingga ia pun masuk ke dalamnya….(Hadits arbain ke-4, HR Bukhari Muslim)

Belajarlah menerima takdir yang menimpa diri kita ….
Takdir merupakan pertemuan antara ikhtiar atau usaha manusia dengan kehendak Allah. Hidup merupakan rangkaian usaha demi usaha, sambungan ikhtiar demi ikhtiar. Namun ujung dari usaha dan puncak ikhtiar tidak selalu berhubungan langsung dengan kesuksesan dan keberhasilan. Ada simpul lain yang menghubungkan dengan keberhasilan, yaitu kehendak Allah. Simpul yang tidak diketahui oleh manusia, yang gelap bagi kita semua… Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahuinya (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok … (QS. Luqman:34)

Pada setiap usaha yang kita lakukan, kita harus melakukan segala sesuatu dengan baik, profesional, tertib, dan penuh semangat. Pada wilayah yang gelap, usaha kita adalah: berdoa, berharap, dan bertawakal kepada Allah. Dalam setiap ikhtiar yang kita usahakan, harus kita tutup kalkulasi optimisme dengan kata ’semoga’ atau ’mudah-mudahan.’

Belajarlah menerima takdir yang menimpa diri kita…
Bagi seorang mukmin, kata ’semoga’ atau ’mudah-mudahan’ bukan hanya masalah kebergantungan, tapi juga merupakan buah dari pemahamannya terhadap prinsip aqidah Islam … tempat menyandarkan seluruh pengharapan kita. Dari sinilah tumbuh energi tawakal, kepasrahan yang tidak berakhir dengan putus asa, namun pengharapan atas kehendak Allah yang baik atas dirinya dengan senantiasa memilih jalan yang layak, menata segala upayanya, lalu memohon kesuksesan kepada Allah.

Kata ’semoga’ atau ’mudah-mudahah’ membuat kita menjadi lebih bijak menyikapi takdir yang menimpa diri kita. Kita akan lebih bisa memaknai setiap takdir yang menimpa kita dengan: dibalik semua ini, pasti ada hikmahnya. Tidak larut dalam penyesalan yang mendalam… tidak larut dalam perasaan bersalah atas setiap keputusan yang diambilnya… tidak larut menyalahkan takdir… dibalik semua ini pasti ada hikmahnya.

Belajarlah menerima takdir yang menimpa diri kita …
Yakinlah bahwa setiap takdir Allah untuk kita selalu baik, apapun bentuk takdir itu. Takdir yang baik, tentu baik untuk kita. Takdir yang nampak tidak menguntungkan buat kita, ternyata ada kebaikan yang Allah ’paksakan’ untuk kita…yang tidak kita sadari saat itu.. Yakinlah bahwa Allah mengetahui yang terbaik untuk kita…

Belajarlah menerima takdir yang menimpa diri kita…
Boleh jadi, takdir yang menimpa diri kita merupakan tangga untuk mencapai derajat yang lebih tinggi di sisi Allah. Allah akan senantiasa menguji seorang hambaNya hingga terlihat siapa yang paling berhak mendapatkan tempat yang terbaik di sisiNya. Ujian diberikan untuk memilih yang terbaik untuk mendapatkan tempat yang terbaik. Perlu stamina yang kuat dan persiapan yang baik untuk dapat menyelesaikan segala bentuk ujian.

Allah telah menyampaikan dalam QS Al Mulk: 2 bahwa Allah menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian untuk melihat siapa yang terbaik amalannya. Dalam QS Al Insan: 2 juga disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia untuk diuji dengan segala perintah dan laranganNya. Namun, Allah tidak membiarkan begitu saja makhlukNya hidup tanpa bekal. Allah mengkaruniakan pendengaran dan penglihatan untuk digunakan manusia menjalani hidupnya… menemukan petunjukNya… menemukan jalan dan pemecahan atas segala permasalahan… menemukan kunci dan penerang untuk lolos dalam ujian hidupnya.

Belajarlah menerima takdir yang menimpa diri kita…
Boleh jadi, takdir yang menimpa diri kita adalah buah dari pohon-pohon dosa kita. Dosa-dosa kecil yang kita abaikan dari mohon ampunanNya… yang kita semai dan kita tumbuh suburkan… akan menghasilkan buah yang akan kita petik hasilnya. Jika musibah datang beruntun, kegagalan terus menghantui kita, sudah saatnya kita berkaca dan mengoreksi diri. Kotoran atau coreng-moreng apa yang telah menodai perjalanan hidup kita? Dosa apa yang telah kita lakukan sehingga menghalangi kita mencapai kesuksesan? Setelah itu hapuslah kotoran dan coreng-moreng itu dengan taubat dan istighfar.

Ada korelasi yang kuat antara taubat dan istighfar dengan kemudahan hidup. Nabi Nuh as mengajarkan kepada kaumnya:…”Mohon ampunlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun, dan mengadakan pula di dalamnya sungai-sungai”… (QS. Nuh:10-12).

Ibnu Qoyyim menasihati:
…jika engkau dalam kenikmatan, peliharalah kenikmatan itu… sesungguhnya kemaksiatan bisa menghilangkan kenikmatan… dan ikatlah kenikmatan dengan taat kepada Tuhanmu, karena Tuhanmu Maha Cepat pembalasanNya…

Kenikmatan yang hilang dan berubah menjadi kegagalan merupakan ’buah karya’ kita sendiri. ”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS Asy-syuro:30).

Belajarlah menerima takdir yang menimpa diri kita…
Boleh jadi, takdir yang menimpa diri kita adalah cara terbaik untuk meringankan dosa di hari kiamat. Ketika Rasulullah Saw sakit menjelang wafatnya, beliau bersabda ”… Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu rasa sakit dengan duri atau apa saja, kecuali Allah menggugurkan dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.”(HR Bukhari). Di antara rahmat dan kasih sayang Allah SWT kepada mukmin adalah dikuranginya dosa mereka di dunia. Musibah, bencana, dan kegagalan yang menimpa, bagaikan air yang menyiram dan mematikan api dosa. Hingga bisa jadi orang yang dosanya banyak, setelah diuji dengan musibah dia tetap beriman, ia akan menghadap Allah kelak dengan beban dosa yang ringan atau tanpa dosa. Sehingga selipkanlah rasa syukur dan tumbuhkan kesabaran atas setiap takdir yang menimpa diri kita, terutama yang berupa musibah. Semoga musibah itu adalah cara Allah untuk meringankan dosa kita yang sudah menumpuk dalam catatan amal hidup kita selama hidup.

Belajarlah menerima takdir yang menimpa diri kita…
Boleh jadi, takdir yang menimpa diri kita adalah harga wajib untuk mencapai kesuksesan lain. Ketika di awal usaha kita, kita tidak mendapatkan hasil yang kita inginkan, bahkan gagal mendapatkannya, bisa jadi Allah punya rencana bagi kita untuk memilih usaha lain yang akan mendatangkan hasil yang lebih baik. Kegagalan merupakan langkah untuk mencapai kesuksesan, jika kita terus berusaha dan berdoa. Ketika seorang wanita belum mendapatkan jodohnya karena berbagai hambatan, boleh jadi Allah telah menetapkan jodoh yang lebih baik untuk mendampinginya. Ketika seseorang terus ditolak ketika mencari lowongan pekerjaan, boleh jadi Allah telah memilihkan pekerjaan yang lebih baik untuk dia.

Belajarlah menerima takdir yang menimpa diri kita…
Boleh jadi, takdir yang menimpa diri kita merupakan lampu kuning pengingat, agar kita lebih banyak berkaca diri. Mungkin sebelum musibah menimpa kita, kita sedang lupa dengan cermin tempat hati mengoreksi diri. Apakah ada goresan-goresan atau titik-titik yang mengotori hati kita. Musibah, kegagalan, kesulitan hidup bisa menjadi pengingat bahwa kita harus banyak berkaca diri, mengoreksi diri bahwa dosa kita sudah cukup mengkhawatirkan sehingga Allah memberi peringatan dan teguran kepada kita. Sebelum Allah melanjutkan dengan siksa dan azabNya, segeralah bertaubat.

Belajarlah menerima takdir yang menimpa diri kita…
Sebelum kita melangkah… sebelum kita menentukan pilihan, mohonlah petunjuk kepadaNya:


Ya Allah, aku mohon pilihanMu menurut pengetahuanMu
dan aku mohon dengan kekuasaanMu, dan aku mohon karuniaMu yang Agung
Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Kuasa dan aku tidak berkuasa
Engkau Yang Maha Mengetahui dan aku tidak mengetahui,
dan Engkau Maha Mengetahui yang ghaib

Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusanku ini baik bagiku, di dalam agamaku dan hidupku, serta baik akibatnya bagiku (di masa sekarang atau masa yang akan datang), maka kuasakanlah dan mudahkanlah urusan ini untukku, kemudian berkahilah untukku; dan apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini tidak baik bagiku, di dalam agamaku dan hidupku, serta akibatnya bagiku (di masa sekarang dan masa yang akan datang), maka jauhkanlah urusan ini dariku dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan tentukanlah yang baik untukku di manapun aku berada, kemudian ridhoilah aku dengan kebaikan itu…

Wallahu ’alam bishshowab…al haqqu mirrobbikum falaa takunnana minal mumtarin… …Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu, maka janganlah kita ragu untuk menerimanya…

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

Semoga bermanfaat dan penuh Kebarokahan dari Allah ...

Monday 19 December 2011

Absent



Di MALAYSIA kalau tidak hadir kelas sebab PONTENG
Di PALESTIN tidak hadir kelas sebab SYAHID!
 
Subhanallah!! 

Palestine Tomorrow Will Be Free!!!

Allah Tidak Pernah Penat

Diriwayatkan daripada Aisyah r.a :” Ketika saya sedang duduk dengan seorang perempuan, datang rasulullah SAW dan bertanya kepada ku :”Siapa dia?” Aku menjawab :” Si fulanah” dan aku ceritakan kepada nabi SAW bahawa dia beribadah dengan berlebihan. Nabi SAW bersabda dengan memperlihatkan tanda tidak bersetujunya. “Perbuatan baik yang dilakukan secara berlebihan tidak akan membuat Allah letih (untuk memberi pahala) namun engkaulah yang akan letih dan ad-din (perbuatan baik-ibadah yang paling dicintai Allah SWT) adalah yang dikerjakan secara tetap.” 

(al-Bukhari) 
Huraian

Wasatiyyah atau sikap bersederhana merupakan salah satu daripada ajaran yang diterapkan kepada umat Islam seluruhnya yang merangkumi segenap aspek kehidupan. Tidak terlalu melampau dan tidak pula terlalu mengambil mudah akan sesuatu perkara atau urusan. 

Oleh itu Islam merupakan satu agama yang sederhana dan memerintahkan agar umat Islam juga turut bersederhana dalam kehidupan seharian mereka termasuk hal-hal ibadat. Ini bersesuaian dengan maksud firman Allah SWT di dalam surah al-Baqarah 185 yang berbunyi : 
“Allah menghendaki untuk kamu kemudahan dan tidak menginginkan kesukaran…“ 
Melakukan sesuatu ibadah atau perintah Allah dan Rasul-Nya secara melampaui batas akan melahirkan satu ibadah yang boleh memberatkan seseorang individu hingga menjadi satu bid’ah manakala terlalu meringankannya pula akan menjerumuskan kepada meninggalkan terus ibadah tersebut. Yakinlah dengan ganjaran dan janji Allah yang tidak pernah memungkiri janji-Nya.

Sunday 18 December 2011

Suami Isteri

Dari Ibnu Abbas r.a katanya Rasulullah SAW bersabda:”Diperlihatkan (Allah) kepadaku akan neraka.. Ketika itu kulihat kebanyakan isinya terdiri daripada perempuan-perempuan kafir.” Baginda ditanya oleh seseorang:”Apakah mereka kafir kepada Allah?” Jawab Rasulullah, “Mereka kafir kepada karib (suami) dan (tidak tahu berterima kasih) atas kebaikan (yang diterimanya). Biarpun engkau telah berbuat baik kepadanya sepanjang masa, kemudian dilihatnya daripadamu sedikit kesalahan sahaja, lantas ia berkata:”Saya tidak pernah melihat kebaikan darimu sedikit pun!”
(al-Bukhari)

Huraian

1. Seorang suami tidak boleh membenci isterinya sampai menceraikannya hanya kerana satu kelakuan isterinya yang tidak menyenangkan. Tetapi hendaklah dipertimbangkan dengan perilaku lain yang menyenangkan dari isterinya. Begitu jua keadaannya bagi seorang isteri terhadap suaminya.

2. Tugas seorang isteri di samping harus taat kepada Allah SWT hendaklah taat kepada suaminya. Sekiranya kedua-dua tugas ia dapat dilaksanakan dengan baik, maka syurgalah baginya. Sabda Rasulullah: "Jika seorang perempuan telah sembahyang lima waktu, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya pasti ia masuk syurga dari berbagai pintu yang dikehendakinya." (Riwayat Ibnu Hibban)

3. Sebagai perempuan atau wanita yang bergelar isteri, kita mempunyai satu kewajipan yang besar dan penting terhadap suami. Sebelum kewajipan lain dilaksanakan, kewajipan terhadap suami harus didahulukan. Manakala bagi lelaki mereka pula mempunyai kewajipan yang amat besar terhadap ibunya. Sejauh kemampuannya, ia perlu memenuhi setiap kewajipan terhadap ibunya, kerana itu kewajipan yang mesti dilaksanakan.

4. Rasulullah bersabda: "Wanita yang taat terhadap suaminya, diminta ampun oleh burung di angkasa, ikan-ikan di dalam air, malaikat di langit, matahari dan bulan, selama wanita itu ada dalam kerelaan suaminya. Dan setiap wanita yang derhaka kepada suaminya, maka kepadanyalah laknat Allah, malaikat dan manusia semuanya. Dan setiap wanita yang bermuka masam pada suaminya, ia adalah dalam kemurkaan Allah Ta'ala sampai ia (wanita/isteri) bersenda gurau dengan suaminya dan ia meminta kerelaanya. Dan setiap wanita yang keluar dari rumahnya tanpa izin suaminya, malaikat melaknatnya hingga ia pulang." (Riwayat Al Bazzar).

Bersedekah

Rasulullah saw. Bersabda yang bermaksud:
“Tidak akan dikurangi harta dengan sebab bersedekah, Allah tidak menambah keampunan seseorang hamba melainkan seseorang itu ditambahkan dengan kemuliaan. Tidaklah seseorang itu merendah diri kerana mengharapkan keredhaan Allah melainkan akan diangkatkan darjatnya”.

Riwayat Muslim

Huraian

1. Orang yang bersedekah dengan ikhlas kerana Allah Taala tidak perlu bimbang tentang kekurangan hartanya kerana Allah Taala berjanji menambahkan keberkatan ke atas hartanya itu.

2. Keampunan yang diberikan oleh Allah keatas hambanya adalah semata mata sebagai suatu kemuliaan Allah kepadanya.

3. Hamba yang sentiasa mengharapkan keredhaan Allah dan bersifat tawadduk serta rendah diri akan diangkatkan darjatnya.

4. Islam menggalakkan umatnya sepaya rajin bersedekah. Bagi orang-orang yang kaya hendaklah membelanjakan hartanya ke jalan yang diredhai Allah dengan memberi sumbangan kepada golongan yang amat memerlukan.


LIMA RESEPI PENAWAR STRESS

1. Membaca Al Qur'an dengan disertai pemahaman maknanya.

Al Qur'an adalah bacaan yang paling sesuai dalam segala suasana. Pada saat kita gembira, maka peringatan-peringatan yang ada dalam Al Qur'an akan mampu menjadi pengerem agar kita tak lupa diri. Demikian pula halnya pada saat kita sedih, maka dengan membaca Al Qur'an terasa sekali dalam lubuk hati kita sentuhan kesejukan dari Firman Allah SWT. Kala kita gagal dalam mencapai sesuatu, maka pesan-pesan dalam Al Qur'an akan mampu menawarkan kesedihan yang ada dalam hati kita. Dengan membaca Al Qur'an, semangat yang hampir pudar karena kegagalan insya Allah akan berangsur pulih kembali. 
Firman Allah dalam surat Al Israa' ayat 82
" Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ...."
2. Berdzikir yang lama.
Allah SWT berfirman
" ..ingatlah, hanya dengan mengingat Allah.lah hati menjadi tenang "
QS. Ar Rad 28
Kenapa dengan berdzikir ?
Sebab dengan mengingat Allah, maka timbulah tawakkal dan penyerahan diri kita kepada Allah. Dan kalau toh apa yang hendak kita raih tersebut luput terpegang tangan, maka dengan kembali mengingat Allah, sadarlah kita, mungkin apabila keinginan kita tersebut terkabul, justru mudharotlah yang datang. Dengan demikian yang muncul bukanlah rasa kecewa dan penyesalan, akan tetapi justru syukur yang dalam pada Allah. Bukankah Allah yang paling mengetahui keadaan dan kemampuan kita ?

3. Puasa.

Salah satu hikmah puasa, disamping dapat menimbulkan perasaan sosial terhadap sesama, adalah untuk kesehatan. Bukti-bukti cukup banyak, bahwa orang-orang yang mengidap gastrik, malah sembuh bila berpuasa, padahal menurut ilmu kedoktoran seharusnya orang yang mengidap gastrik menjaga makannya agar teratur. Penulis sendiri juga mengalami, gangguan pencernaan yang tak kunjung reda, malah sembuh dengan membiasakan puasa sunah.Ditinjau dari segi kejiwaanpun puasa ternyata mempunyai efek yang baik sekali. sebab dengan puasa, secara tidak langsung seseorang dilatih untuk dapat mengendalikan tuntutan hawa nafsu yang cenderung untuk melakukan hal-hal yang sesat.Dilain pihak, dengan berpuasa, seseorang akan jadi merasalebih dekat dengan Allah, sehingga merasa lebih aman dan tenteram.

4. Solat malam.

Solat tahajud, meskipun tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan untuk melakukannya. Banyak ayat dalam Al Qur'an yang menujukkan betapa penghargaan Tuhan terhadap hamba-hambaNya yang datang menemuiNya, pada saat hamba-hamba yang lain lelap dalam tidur. Allah menjanjikan, terhadap orang-orang yang berse-gera menuju keredhaanNya, suatu darjat yang tinggi.
"Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajutlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji "
QS Al Israa' 79
5. Mengunjungi saudara sesama muslim.

Banyak sekali hikmah yang dapat dikaji dari silaturahmi terhadap sesama saudara muslim ini.Dengan bersilaturahim, maka ukhuwah yang hampir retak akan kembali utuh.Denganbersilaturahim, maka berbagai persoalan yang membelit kepala insya

Allah akan dapat dicarikan penyelesaiannya. Dengan bersilaturahim, kita dapat saling berbagi suka dan duka, berbagi kesedihan, mencurahkan perasaan, sehingga beban berat yang menghimpit, akan terasa lebih ringan, karena kita tidak sendiri. Disamping itu, saling pesan dalam kebenaran dan kesabaran hanya mungkin terlaksana apabila tali ukhuwah tetap terjalin.

Tersebut dalam Hadist riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda: 

" Diantara hamba-hamba Allah ada sekelompok orang yang bukan nabi dan syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa tergiur dengan keadaan mereka,karena kedudukannya yang mulia di sisi Allah. Para sahabat bertanya, " Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu ?". Jawab beliau : "Mereka adalah sekelompok orang yang memadu cinta kasih dalam mencari keredhaan Allah, yang diantara mereka tidak ada hubungan kerabat dan tidak ada tujuan duniawi. Demi Allah, wajah mereka bercahaya, sedangkan mereka tidak merasa khawatir dan takut ketika orang lain dilanda perasaan khawatir dan takut. Mereka tidak berduka cita ketika orang lain menderita "

Insya Allah bila kita dapat melaksanakan salah satu dari ke lima diatas, Allah akan menghapus segala kesedihan dan kegundahan dari hati kita. Akhirnya, marilah kita berdoa agar Allah senantiasa memberi kita kekuatan, memberi kita kelapangan, sehingga kita dapat meniti kehidupan ini dengan segala perasaan damai, dengan tenteram dan dijauhkan dari persoalan-persoalan yang membelit jiwa.

Marilah saudaraku, kita datangi apa yang disunahkan Allah setelah kita melaksanakan apa yang diwajibkanNya. Insya Allah, dengan memperbanyak melakukan yang sunnah akanlah dapat kita rasakan, bagaimana sejuk dan manisnya buah iman,sehingga agama yang kita peluk ini, tidak tampak sebagai rentetan kewajiban danlarangan, saja, akan tetapi penyejuk hati yang amat diperlukan setiap insan.

Amin ya Rabbal alamin.

Saturday 17 December 2011

Sebenarnya, Allah Ambil Dia Untuk Uji Kita..

Kadang-kadang,
Kerana terlalu sayang dengan seseorang, 
Allah ambil dia dari kita.
Allah jarakkan kita dengan dia.
Untuk uji kita.
Masihkah kita sayang pada yang MENGURNIAKAN rasa sayang itu
Masihkah kita sayang pada yang MENGANUGERAHKAN rasa sayang itu.
Dan masihkah kita percaya pada aturan DIA.
Untuk sedarkan kita.
Bahawa ada DIA yang perlu lebih kita sayangi, lebih dari segala-galanya.
Dan
Kadang-kadang,
Allah ambil juga kembali orang-orang yang tidak kita hargai.
Saat Allah jarakkan kita,
lalu timbul rasa rindu dan menyesal,
Itu bukan untuk menghukumi kita.
Tetapi untuk memberi pengajaran.
bahawa bila kita tak mahu menyayangi mereka,
Allah akan mengambil mereka untuk disayangi
lebih dari yang kita mahu lakukan..

Friday 16 December 2011

Lelaki sukar

ko ni pemalu la..
ko ni ktinggalan zaman la..
ko ni penakut dngan prmpuan la..
ko ni dngan prmpuan pun malu..
ko ni mcm prmpuan tundukkn pandangan..
ko ni bergaul dngan prmpuan pun takut..
ko ni nmpk prmpuan mcm nmpk hantu..
ko ni sombong dngan prmpuan..

Aku mahu menjadi LELAKI yang sukar. 
Sukar didekati. 
Sukar dipermainkan hatinya. 
Sukar tunduk kepada kehendak nafsu. 
Sukar mengatakan ya kepada pergaulan yang tiada batasan syarak.
Sukar untuk merasa tenang apabila melihat anak bangsa semakin rosak. 
Sukar membuang perasaan malu terhadap ajnabi. 
Aku mahu jadi LELAKI yang sukar itu. 
Aku mahu menjadi sebaik-baik LELAKI 
Yang tidak memandang dan tidak dipandang. 
Kerana perintah menundukn pandangan untuk kaum LELAKI juga. 
Ini baru aku.

Saidina Umar radhiallahu 'anhu, "Aku lebih rela berjalan di belakang seekor singa daripada berjalan di belakang seorang wanita."
Setiap kali seseorang muslim terpandang kecantikan seseorang perempuan lalu ia memalingkan pandangannya dari situ, maka Allah akan membaharukan untuknya satu ibadah yang kemanisannya terasa di dalam hatinya.."

(HR Ahmad & Tabrani)

Hadis

Daripada Abu Malik al-Haris ibn `Asim al-Asya'arie r.a. beliau berkata: " Rasulullah S.A.W. telah bersabda:

1. Kebersihan itu separuh daripada iman.
2. Ucapan zikir Alhamdulillah memenuhi neraca timbangan.
3. Ucapan zikir Subhaanallah dan Alhamdulillah, kedua-duanya memenuhi ruangan antara langit dan bumi.
4. Solat itu adalah cahaya.
5. Sedekah itu adalah bukti.
6. Sabar itu adalah sinaran.
7. Al-Qur'an itu adalah hujah bagimu atau hujah ke atasmu.
8. Setiap manusia keluar waktu pagi, ada yang menjual dirinya; ada yang memerdekakan dirinya dan ada pula yang mencelakakan dirinya.."
(Hadith Riwayat Muslim)

Pesanan

Ibrahim At Taimy rahimahullah pernah mengatakan :

“Aku membayangkan diriku berada di dalam syurga, memakan buah-buahnya, memeluk bidadari-bidadarinya yang perawan dan menikmati segala kenikmatannya. Lalu aku berkata kepada diriku sendiri : “Wahai diriku ! Apa sesungguhnya yang engkau angan-angankan saat ini ??”.

Ia menjawab : “Aku mengangankan untuk dikembalikan ke dunia agar aku dapat menambah amal-amal yang menyebabkan aku mendapatkan semua nikmat ini.”

”Lalu aku membayangkan diriku di dalam neraka. Dibakar dengan apinya yang menyala-nyala. Dipaksa untuk meminum air hamim-nya yang dipenuhi darah dan nanah. Dan memakan buah zaqqum-nya yang menjijikkan.”

Maka aku berkata pada diriku sendiri : “Apakah yang engkau inginkan saat ini ??”

Ia menjawab : “Aku ingin dikembalikan ke dunia lagi agar aku dapat mengerjakan amalan yang dapat menyelamatkan aku dari siksaan yang mengerikan ini.”

(Setelah membayangkan itu semua), akupun berkata pada diriku sendiri :

“Wahai diriku ! Engkau telah mendapatkan angan-anganmu itu. (Kini engkau masih berada di dunia), maka segeralah beramal !”.

Sahabat fillah yg dikasihi Allah
Sedarilah bahawa masa hidup kita sungguh terbatas.
Nafas kita hanya berbilang.
Setiap tarikan dan hembusan nafas...
Tak lebih dari sebuah pertanda...
Bahawa usia kita di dunia telah berkurang.
Sungguh sangat singkat usia duniawi kita ini.

Ingatlah...
Bahawa dengan kehidupan yang singkat ini...
Akan terjadi sebuah kehidupan yang abadi,
Abadi dalam kenikmatan
Atau abadi dalam azab yang penuh pedih-perih.
Bila kita mencuba membandingkan
Kehidupan dunia ini dengan kehidupan akhirat,

Akan sedarlah kita...
Bahawa setiap nafas itu berbanding lebih besar
daripada beribu-ribu tahun di akhirat,
Entah itu dalam kenikmatan yang tak berbatas atau sebaliknya.
Kerananya jangan sia-siakan permata umurmu...
Tanpa melakukan suatu amalan kebaikan.
Jangan engkau biarkan ia pergi...
Tanpa mendapatkan balasan yang setimpal.
Untuk menaikkan darjatmu di syurga
Atau menjauhkanmu dari siksa neraka.

Menjaga Perasaan

Rasulullah s.a.w telah bersabda yang maksudnya:”Jika kamu bertiga maka janganlah dua daripada kamu bercakap-cakap meninggalkan yang ketiga kerana perbuatan begini akan mendukacitakannya.”
(al-Bukhari dan Muslim)

Huraian :

1. Apabila terdapat tiga orang berada dalam satu majlis maka tidak harus dua daripada mereka berbual dan meninggalkan yang ketiga. Perbuatan ini boleh menyebabkan orang yang ketiga berasa dukacita, gelisah dan menimbulkan buruk sangka kerana dirinya tidak dipedulikan.

2. Setiap manusia hendaklah memahami disiplin-disiplin dalam bergaul dan berinteraksi supaya tidak berlaku perkelahian dan pergaduhan.

3. Komunikasi yang berkesan adalah komunikasi yang menepati apa yang dimaksudkan bukan sesuatu yang samar-samar sehingga timbul berbagai fitnah dan cerita bohong yang diada-adakan hingga mengakibatkan perpecahan dan sebagainya.

4. Seorang muslim itu wajib menjauhi sebarang percakapan yang mengandungi unsur-unsur umpat keji, kata mengata dan sebagainya dan tidak menyibukkan diri dengan percakapan yang tidak berfaedah.

Thursday 15 December 2011

Orang Pintar Vs Orang Bodoh

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:
”Orang pintar ialah sesiapa yang memuliakan dirinya serta membuat persediaan untuk kehidupan selepas mati, sementara orang bodoh ialah sesiapa yang membiarkan dirinya mengikut hawa nafsu serta mengharapkan cita-citanya dikabulkan oleh Allah.”

Riwayat at-Tirmidzi

Huraian

1. Kita wajib menghormati sesama manusia termasuk diri sendiri, ibu, bapa, isteri atau suami, anak-anak, saudara mara, sahabat serta jiran tetangga sama ada dengan berbuat baik, menjaga tutur kata (berbudi bahasa) dan baik hati atau berbaik sangka menurut kemampuan masing-masing.

2. Kematian pasti dihadapi oleh setiap orang sebagaimana firman Allah yang bermaksud: “Setiap yang bernyawa pasti akan mati.” (al-Anbia’: 34). Oleh itu petanda bagi orang yang sentiasa mengingati mati ia sentiasa memperbanyakkan amal perbuatan yang baik sepanjang hidupnya.

3. Sebaik-baik usaha ialah bermujahadah melawan nafsu dan berusaha memperbaiki diri. Pengekangan nafsu akan menundukkan nafsu agar kita dapat mengawal tingkah laku mengikut syariat dan ketetapan Islam.

4. Setiap amalan yang baik akan mempengaruhi doa yang dipohon atau dengan perkataan lain Allah S.W.T tidak akan mensia-siakan doa orang yang beriman dan selalu melakukan kebajikan. Begitulah hal yang sebaliknya.


I Asked Allah

I asked Allah to take away my habit.
Allah said, “No. It is not for me to take away, but for you to give it up.”

I asked Allah to grant me patience.
Allah said, “No. Patience is a by-product of tribulations; it isn’t granted, it is learned.”

I asked Allah to give me happiness.
Allah said, “No. I give you blessings; Happiness is up to you.”

I asked Allah to spare me pain.
Allah said, “No. Suffering draws you apart from worldly cares and brings you closer to me.”

I asked Allah to make my spirit grow.
Allah said, “No. You must grow on your own! , but I will prune you to make you fruitful.”

I asked Allah for all things that I might enjoy life.
Allah said, “No. I will give you life, so that you may enjoy all things.

I ask Allah to help me LOVE others, as much as He loves me.

Wednesday 14 December 2011

Bersin dan Menguap

"Daripada Abu Hurairah r. a. bahawasanya Baginda Rasulullah saw bersabda bermaksud: Sesungguhnya Allah swt suka orang yang bersin, dan membenci orang yang menguap.

Maka apabila seseorang kamu bersin, lalu dia mengucapkan 'Alhamdulillah', maka adalah hak atas setiap Muslim yang 
mendengarnya pula mengucapkan 'Yarhamukallah!'.Adapun menguap itu adalah daripada syaitan. Maka apabila seseorang kamu menguap, hendaklah dia menahannya sekadar termampu. Sebab sesungguhnya apabila seseorang kamu menguap, syaitan akan mentertawakannya. (Hadith Riwayat Bukhari)

Daripada Abu Said Al-Khudri r. a., katanya : Telah bersabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud: Apabila seseorang kamu menguap, hendaklah dia meletakkan tangannya pada mulutnya, kerana sesungguhnya syaitan itu akan masuk (melalui mulut yang terbuka). Riwayat Imam Muslim

Nabi Muhammad saw bersabda maksudnya: "Sesungguhnya Allah suka kepada orang-orang yang bersin, dan membenci orang-orang yang menguap. Maka apabila seseorang kamu menguap, jangan sampai berbunyi, kerana yang demikian itu daripada syaitan yang mentertawakanmu". Hadith riwayat Imam Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi

Daripada Abdullah bin Az-Zubair r. a., katanya: Telah bersabda Rasulullah saw yang bermaksud: "Sesungguhnya Allah swt membenci sesiapa yang mengangkat suara ketika menguap dan bersin". Hadith riwayat Imam Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi


Pengajaran daripada maksud hadith, antara adap-adap menguap dan bersin: 

1.Berusaha menahan menguap sekadar termampu terutama ketika solat.

2. Meletakkan tangan di atas mulut untuk menahan menguap sama ada di dalam atau di luar solat.

3.Makruh mengeluarkan suara dan mengangkat bunyi ketika menguap atau bersin.

4. Sunat ketika bersin mengucapkan "Alhamdulillah", dan orang yang mendengarnya pula mengucapkan"Yarhamukallah".

5. Sunat mengucapkan "Astaghfirullah" selepas menguap.

Wara'

"Warnakan diri dengan keikhlasan..lukiskan diri dengan senyuman. Gambarkan wajah dengan kemuliaan. Lakarkan budi dihati dengan kesucian" 

Dari As Syeikh Nasir bin Muhamad Asmarqandi dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin menyebut dalam bab wara’ bahawa tanda-tanda wara’nya seseorang manusia itu ada sepuluh iaitu;

Menjaga lidah dari ghibah.
Meninggalkan suka berburuk sangka.
Meninggalkan amalan suka menghina org lain
Sentiasa pejamkan mata melihat yang haram.
Sentiasa berkata benar.
Mengingati & bersyukur kpd nikmat yg diterima.
Membelanjakan hartanya ke jalan yg benar.
Tidak m'harapkan kddkn duniawi & tak sombong.
Menjaga solat 5 waktu dgn penuh kesempurnaan.
Mengikut sunnah dan menyertai jamaah.

Buruk Sangka Penyakit Hati

Suasana politik, syarikat atau masyarakat satu negara menjadi caca-merba salah satu puncanya adalah kerana sikap buruk sangka telah membudaya. Fenomena kebiadaban orang-orang jahil memfitnah dan memperlekehkan ulama dan melondehkan keaiban sesama saudara seagama sudah menjadi perkara biasa yang terdedah dalam akhbar, TV mahupun internet. Inilah masyarakat dunia muslim jika agama hanya diperakui sahaja tanpa diinternalisasikan dalam jiwa-jiwa para pemimpin dan masayarakatnya. 

Buruk sangka adalah satu dari penyakit hati yang amat kronik. Ia bukan sahaja menjarah dengan parah hati dan jiwa pengidapnya, tetapi turut lahir tersendiri, malah ia lahir bersama dengan sifat-sifat mazmumah yang bongkak, dendam, zalim dan sebagainya. Apabila sifat tersebut meneraju dan memacu kehidupan seseorang insan, ia akan menjadi manusia yang sentiasa resah, gelisah dan tidak tenteram, kerana sentiasa mencari keaiban dan kelemahan orang lain, tidak punya masa untuk mengingati Allah SWT.

Buruk sangka yang dimaksudkan di sini ialah buruk sangka yang tidak baik. Ia mengheret sifat-sifat mazmumah yang bersarang di hati, yang akan mempengaruhi anggota-anggota badan yang lain supaya mengikut kehendaknya.Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya menyatakan, "Ketahuilah bahawa di dalam badan ada seketul daging, apabila ia baik, baiklah badan seluruhnya dan apabila ia rosak, rosaklah sekaliannya, ketahuilah! Itulah yang dikatakan hati." (Hadis Riwayat Al-Bukhari Muslim). 

Buruk sangka dibahagikan kepada 2 jenis: Buruk sangka yang bertujuan baik, seperti untuk menyedar atau memperbaiki seseorang yang dikatakan melakukan kejahatan. Buruk sangka yang bertujuan jahat demi untuk menjatuhkan maruah dan kedudukan seseorang. Walau apapun tujuannya, buruk sangka tetap memberikan impak yang negatif, jarang ada manusia yang terselamat dari terkena bahana prasangka.Dengan sebab itulah Islam sangat melarang dari berprasangka.

Buruk sangka boleh terjadi dengan berbagai sebab antaranya:
1 - Godaan dan tipu helah syaitan atau iblis. Buruk sangka adalah jalan terbaik bagi syaitan merangsang manusia untuk bergaduh, mengumpat, melempar tohmahan, membuat pakatan jahat, berpecah belah dan sebagainya.
2 - Kelemahan jiwa. Jiwa yang lemah akan mendorong seseorang mudah terikut dengan pemikiran yang negatif dan buruk terhadap orang lain.
3 - Perasaan sombong dan bongkak. Perasaan ini menyebabkan seseorang itu merasakan dirinya lebih baik daripada orang lain. Ia merasa dengki kalau ada orang lain mendahului dalam mengecapi sesuatu kejayaan atau membuat sesuatu kebaikan atau pun mendengar orang memuji musuhnya dihadapannya.
4 - Keburukan batinnya. Seseorang yang biasa membuat tipu helah dan penipuan akan merasakan orang lain juga sama sepertinya.

Wallahua'lam.

Maafkan Agar Dimaafkan

Ah! Kenapa diri ini? Apa yang pernah dibaca dalam al-Quran, hadith dan buku-buku sukar benar dipraktikkan. Benar, membacanya sahaja tidak akan menjadikan kita insan yang lebih baik, sekiranya ilmu tidak dipraktikkan. Apabila cuba dipraktikkan, barulah terasa pedihnya. Ego terhenyak, rasa marah tertekan. Mampukah diri memaafkan ketika berkuasa membalas? Forgive and forget? Wah, jauh sekali! Nak lupakan? Nak memaafkan pun sukar!

Aku bertemunya sekali lagi setelah sekian lama terpisah. Perpisahan yang disebabkan perselisihan. Secara "basa-basi" memang telah lama kami bermaafan. Tetapi dia dan aku tahu, mendung antara hati kami masih belum reda. Kini setelah hampir lima tahun, suasana sudah berubah. Yang di bawah ke atas, yang di atas meluncur ke bawah.

"Maaf, bang..."

Aku tergamam. Aku renung matanya. Agak layu dan keletihan.

"Oh, tak apa-apa. Kita jumpa lagi nanti," kataku sambil memberikan kad nama. Dia juga memberikan kadnya, dan kami terus terpisah. Sepanjang perjalanan pulang, hatiku resah. Jelas aku masih sukar melupakan. Atau aku masih belum memaafkan?

Perlahan aku mainkan semula sebuah kaset daripada siri kaset-kaset "pengubat jiwa" koleksi peribadi yang ada di dalam kereta.

"Orang yang tidak memaafkan akan sentiasa 'diikat' oleh orang yang tidak dimaafkannya. Maafkan, nescaya kau akan terlepas. Kau kan terus bebas dari mengingati kesedihan, kekecewaan dan kemarahan yang dikenakannya ke atasmu. Itu sakit. Maafkan, engkau akan sihat, engkau akan bebas!"

Aku diam. Akur. Rupanya aku masih dibelenggu rasa sakit itu.

"Mengapa terlalu sukar memaafkan? Ya, engkau ego. Rasa besar diri. Apa punca ego? Engkau tidak merasa kebesaran Allah. Orang yang merasakan kebesaran Allah akan merasakan kekerdilan dirinya."

Sekali lagi suara dalam kaset itu menusuk hatiku. Aku ego? Ya. Jawab suara hati.

"Allah lagikan Pengampun. Dosa demi dosa hambaNya, diampunkan segalanya. Bukan sekadar mengampunkan, malah Allah menyayangi pendosa yang bertaubat dari dosanya.

Kenapa kau rasa "besar"? Kaukah yang berikan dia rezeki? Kaukah yang berikan dia hidayah? Kaukah yang sembuhkan dia dari sakit demamnya? Insaflah, Allah yang berikan dia semuanya. Jika Allah begitu besar jasa kepadanya pun boleh memaafkan, adakah kau layak untuk tidak memaafkan?"

Sekali lagi aku terhenyak. Oh egonya aku.

Aku belokkan kereta ke arah lain. Tidak jadi pulang ke rumah. Sengaja memanjangkan masa untuk lebih mendengar suara kaset dan suara hati sendiri.

"Kau tau tak, aku tak suka orang yang mungkir janji. Kau selalu mungkir janji. Aku tunggu, kau lewat. Kau janji nak bayar, kau culas. Kau kata nak buat, kau tangguh. Kau janji macam-macam, tapi apa pun tak ada. Kau buat macam-macam, tapi apa pun tak ada. Kau buat macam-macam berulang-ulang kali... Kali ini aku terlalu susah, kau buatkan aku begini. Sampai hati kau."

"Eh, siapa suruh kau percaya! Siapa suruh kau tunggu-tunggu. Biasalah, kau takkan tak tahu perangai aku."

"Kalau macam ni susahlah aku."

"Dah tahu susah, jangan kawan dengan aku!"

Masih terngiang-ngiang dialog antara kami ketika itu. Walaupun dua hari kemudian dia menelefonku meminta maaf, dan aku memaafkannya tetapi sejak itu kami "putus".

"Cuba bayangkan kasih sayang Allah. Kalau seorang itu berdosa, kemudian bertaubat, kemudian berdosa lagi, namun Allah kasih dan terus sudi mengampunkannya setiap kali dia bertaubat. Sebab itu kata Imam al-Ghazali, seorang hamba yang bertaubat tetapi kembali berdosa, jangan sekali-kali putus asa untuk bertaubat lagi. Mana tahu Izrail mencabut nyawanya ketika dia sedang bertaubat atau sedang dalam perjalanan menuju satu taubat!"

Aku terdiam. Alasanku tidak memaafkannya ialah dia buat begitu berulang-ulang kali. Ya, sukar memaafkannya. Tapi Allah? Sekali lagi, suara hati menusuk jiwa. Siapa besar?

Reputasiku hampir pupus dibuatnya. Malah, aku hampir hilang pekerjaan. Terlalu besarkah dosanya padaku?

"Sekalipun si hamba datang dengan dosa sepenuh langit dan bumi, sebanyak pepasir di pantai, seluas air di lautan, Allah akan mengampunkannya. Sebesar-besar dosa manusia, besar lagi pengampunan Allah. Malah keampunanNya sentiasa mendahului kemurkaanNya.

Aduh, kecilnya kesalahan manusia sesama manusia, berbanding dosa manusia dengan yang Esa. Apakah alasan kita untuk tidak memaafkan? Sedangkan Allah sudi memaafkan walau sebesar mana pun dosa kita, insan yang hina ini kepadaNya, zat yang Maha Mulia.

Maafkan dosa sesama kita, agar mudah kira bicara kita di mahkamah keadilanNya. Allah Penyayang, suka kepada orang yang penyayang. Allah Maha Pemaaf, dan suka kepada orang yang suka memaafkan. Maafkanlah agar dimaafkan."

Tanpa lengah aku mencapai telefon bimbit. Kad namanya kukeluarkan.

"Helo, Assalamualaikum. Ya, ya, aku ni. Kita jumpa boleh? Tempat? Kau tentukan. Oklah, setengah jam lagi aku sampai," kataku. Tanpa sedari kakiku menekan pedal minyak. Ingin segera kerana ingin segera memaafkan. Agar segera diampunkan

Ya Tuhan... egonya aku selama ini. Menyimpan sifat "ketuhanan" dalam diri yang begitu hina dan kekurangan.

(Karya asal bertajuk Maafkan Agar Dimaafkan - Nota Hati Seorang Lelaki karya Pahrol Mohd. Juoi)

Sunday 11 December 2011

Alam CiptaanNYA

Bulan itu sangat indah bukan? 
Suka sangat tengok langit dan bulan, 
Terdapat ciptaan darinya, 
Semoga cahaya akan terus bersinar menyinari malam, 
Dengan diterangi bulan yang cerah, 
Dan biarlah malam itu tetap berterusan, 
Agar tidak dipisahkan bulan dan cahaya. 

Bintang sentiasa menemani waktu malam, 
Meski kadang-kadang bintang menyorok di balik awan, 
Kini tiada lagi bintang berkelipan yang mengelilingi bulan, 
Kembali bersendirian di balik mendung, 
Ditemani langit gelap, 
Doaku agar bintang sentiasa bersinar, 
Walau dalam suka dan duka menyelimutinya. 

Bulan, cahaya, bintang, langit, 
Sangat menawan menyinari keindahan malam, 
Memang sangat berseni dan indah, 
Ciptaan allah memang hebat!. 

Saat hati mulai berbisik merenung langit, 
Betapa luas samudera kasihnya, 
Yang terbentang hingga seluruh alam bergetar menyebut namanya, 
Indahnya beribadah dibawah sinar rembulan, 
Wahai angin layarkanlah ia ke arah yang diredhainya. 

Moga Allah damaikan ombak di hati kita, 
Walau ribut datang mengundang kasih diikat di dasar rabbi, 
Kerana ianya lumrah ujian darinya, 
Harap kita bisa menempuh perjalanan, 
Meski banyak ombak mendatang, 
Biar kita tempuhinya dengan sabar, 
Kerana sesungguhnya sabar itu indah. 

Thursday 8 December 2011

SANTAPAN ROHANI


FIRMAN ALLAH TAALA "TIAP-TIAP YANG BERNYAWA AKAN MERASAI MATI DAN BAHAWASANYA PADA HARI KIAMAT SAHAJALAH AKAN DISEMPURNAKAN BALASAN KAMU. BARANGSIAPA DIKELUARKAN DARI NERAKA DAN DIMASUKKAN KESYURGA MAKA SESUNGGUHNYA IA TELAH BERJAYA DAN (INGATLAH) BAHAWA KEHIDUPAN DIDUNIA INI TIDAK LAIN HANYALAH KESENANGAN YANG MENIPU" (ALIIMRAN:185)
MAKSUD FIRMAN ALLAH: HAI, ORANG-ORANG YANG BERIMAN, MASUKLAH KAMU KEDALAM ISLAM SECARA KESELURUHANNYA, DAN JANGANLAH KAMU TURUT LANGKAH-LANGKAH SYAITAN. SESUNGGUHNYA SYAITAN ITU MUSUH YANG NYATA BAGIMU. (AL BAQARAH:208)
MAKSUD FIRMAN ALLAH: HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, JIKA KAMU MENOLONG (AGAMA) ALLAH, NESCAYA DIA AKAN MENOLONGMU DAN MENEGUHKAN KEDUDUKANMU. (MUHAMMAD:7)

Wahai Diri

Bersyukurlah dikau atas segala nikmat dan ujian..
Dirimu disini lebih mewah dgn kebahagiaan..
Berbanding saudara saudaramu yang lain..
Selamilah dan dekatilah insan lain..

Serta korbankanlah segala perasaanmu..
Kuatkanlah dirimu dgn QIAMULLAIL.. 
Dan berdoalah serta memohon kepada ALLAH 
TANPA RASA PUTUS ASA dan JEMU..
Kerana ALLAH RINDU pada RINTIHAN DAN RAYUANMU..
 
Carilah ilmu yang bemanfaat dan ajarkanlah pada yang lain..
Bangkit segera dari lenamu 
Dan laksanakan perintah TUHANMU 
Serta ingatlah kau hanya seorang HAMBA..
MAKA berjuanglah KERANA ALLAH 
DEMI MENCAPAI REDHANYA.. 

Ya RABBI... 
Jadikanlah setiap hembusan nafasku, 
Setiap kelipan mataku, 
Setiap degupan jantungku, 
Setiap pendengaranku, 
Setiap bait perkataanku, 
Setiap hayunan tanganku, 
Setiap langkah kakiku 
Dan setiap titisan darahku, 
Hanyalah untuk MU…

Bismillah

Kemenangan seorang insan ialah apabila memberi kebahagiaan kepada orang lain.. 
Keredhaan seorang anak ialah berkat dari keredhaan seorang ibu.. 
Kebahagiaan seorang sahabat ialah apabila melihat senyuman dari sahabatnya & ketenangan seorang manusia ialah apabila jiwanya telus dan tulus dalam mengakui kekuasaaNya..
Aku manusia biasa seperti insan lain jua..
Dalam hati ada kekusutan dan takkan terurai kecuali mnerima kehendak Allah. 
Dalam hati ada kesedihan dan takkan hilang kecuali seronok kenali Allah.
Dalam hati ada kegelisahan dan takkan tenang kecuali berlindung dengan Allah. 
Dalam hati ada penyesalan dan takkan padam kecuali redha dengan suruhan dan laranganNya..

Tiada siapa pun di dunia ini yang tidak mempunyai parut. setiap jiwa memilikinya. dari setiap garis-garis parut itulah tersimpannya segala catatan sejarah hidup masa silam.dan dari setiap garis-garis itu, halus mahupun kasar, kecil mahupun besar, melintang atau menegak, pastinya tersimpan kisahnya tersendiri. terjemahan dari suka dan duka kehidupan.

.

.

.